Skip to main content

Jalan Kehidupan

Berawal dari sebuah kegelisahan saya menulis catatan singkat ini mudah-mudahan bermanfaat.
Sering kita mengalami kebingungan dalam hidup misalnya motor kesayangan rusak, uang jatah bulanan habis atau bahkan hal yang sampai kapanpun menjadi obrolan yang selalu menarik untuk di perbincangkan dan tak pernah lekat di makan zaman yaitu soal cinta dengan segala warna-warninya. 
Tetapi saya kali ini tidak ingin berbicara masalah cinta, bodo amat. Hehe... Baiklah saya lanjutkan, kita semua pasti mempunyai tujuan dalam hidup dan jelas setiap individu mempunyai keinginan yang beragam dan memang tak bisa untuk disamakan karena kita berlabel manusia made in Allah SWT (dalam keyakian agama saya ) bukan robot yang bisa di atur sedemikian rupa hingga bisa disamakan  dengan robot lainya.
Ilsutrasi Jalan Kehidupan
Kembali ke persoalan perjalanan kehidupan yang tak jarang sering membingungkan. Saya sering membaca tentang literatur konsep kehidupan baik itu dalam bentuk sebuah buku atau hanya obrolan singkat bersama sahabat-sahabat yang kebetulan mau untuk sedikit berbagi pengalaman atupun ilmunya dengan saya.
  
Namun teori yang ada di buku atupun hasil pembahasan dengan sahabat sering kali mentok dengan realita yang kita hadapi singkatnya tidak sesuai dengan kontek kebutuhan yang kita harapakan. 

Oleh karenanya manusia dituntut untuk mencari jawabanya itu dengan pengalaman atau proses kehidupanya  atau seperti pepatah bilang pelajari jalanya lalu jalani jalan kehidupanmu sendiri..bukan orang lain yang memerankan kita atupun sebaliknya tetapi harus kita sendiri.

Berbicara masalah kehidupan memang sangat perlu untuk usia seukuran saya ( 23 Tahun ) karena memang untuk ukuran usia saya sering kali terjebak pada rutinitas palsu, yang disitu bukan diri kita yang sebenarnya.
  
Sebab barangkali pada saat itu entah itu di dunia persekawanan atupun dunia masyarkat kecil atau yang saya sebut di sini masyarakat kecil itu adalah lingkungan persahabatan, lingkungan belajar ataupun dunia kerja, orang sering kali hanya ikut-ikutan dan mungkin saja kita hanya termasuk korban latah suatu keadaan.
  
Hingga kita terperangkap di dalamnya yang pada awalnya  memang sebenarnya itu bukan dunia yang kita cari sesuai dengan keinginan, bakat dan kelibihan yang ada di diri kita. 
Izinkan saya untuk sedikit bercerita tentang dunia pelajar tingkat atas atau yang sering disebut mahasiswa, tidak ada maksud apa, hanya kebetulan saya sedang berproses di dalamnya,sehingga ketika saya bercerita mungkin lebih mengena sebab saya sedang menjalaninya.
 
Untuk kaum mahasiswa aktif yang dengan begitu bangganya di sebut aktivis,,apa kalian pikir sahabat-sahabat kita yang kebetulan sekarang nyaman di dunia hedonisme itu orang-orang yang tak berguna???sehingga kalian begitu apatis di forum diskusi manapapun memandang orang-orang seperti itu.

Atau bahkan kalian mungkin pernah mendengar cerita tentang ustad yang masuk neraka dan pelacur yang masuk surga saya mencontohkan itu bukan saya pengikut anan krisna yang begitu sekepenak wudele dewek (B. Jawa kasar) menafsirkan suatu ayat suci, saya hanya mencontohkan yang mudah dimengerti oleh kaum awam termasuk saya sendiri. 
Saya masih teringat betul perkataan sahabat saya bahwa melihat orang itu jangan melihat dia sekarang tetapi lihatlah akhir di dalam kehidupanya siapa tahu dimata Tuhan orang-orang seperti itu nantinya kedudukanya jauh lebih mulia, karena sejatinya semua manusia itu dilahirkan sama yang membedakan adalah proses kehidupan hingga menjadi dia  sekarang.
Coba kita sedikit menundukan kepala sejenak?bukan untuk mengheningkan cipta,,tetapi letakkan dulu sebentar ego kita, sabar dulu ya ketika ada yang tidak sependapat?

Dulu saya pun pernah mendaftar sampai akhirnya diterima dan masuk di dalam dunia seperti itu, dan saya cukup beruntung bisa dipertemukan dengan orang-orang hebat yang bisa membukakan baju, celana dan yang paling hebat adalah mata saya.

Minimal untuk bisa menjadi diri sendiri, mungkin ketika saya tidak dipertemuakan dengan orang-orang seperti itu saya juga masih merasa nyaman di dunia tersebut, nah coba kalau orang-orang yang sering kita anggap remeh itu tidak seberuntung saya mendapatkan "pencerahan" dari proses kehidupanya sekarang?apa mereka pantas disalahkan?tentu tidak kan?
Saya yakin pelacur atau bahkan penjahat sekalipun tidak menginginkan anak-anaknya kelak untuk meniti karir di dunia mereka sekarang, saya rasa mereka sebenarnya juga merasa bosan ketika hidup dalam dunia seperti itu.

Kembali proses kehidupan yang nantinya akan membentuk suatu kepribadian, orang bijak itu tidak pernah menjustifikasi persoalan, apa lagi orang? tanpa terlebih dahulu memahami dan memandang dari berbagai sisi kehidupan, ketika kita belum sampai tataran sana minimal mencoba meredam penilaian buruk terhadap seseorang sembari belajar mendengarkan suara hati seperti yang terkandung di novel the Alchemist karya Paulo Coelho. 
Jalanilah proses kehidupanmu apapun itu, ketika kalian punya Agama dan meyakininya mulai dari sekarang sedikit demi sedikit serius memperdalam ilmu agama??saya bukan lagi sok alim dan lain sebagianya tetapi yang saya rasakan ketika teori apapun tidak bisa menjawab kebutuhan ataupun permasalahn yang kita hadapi jurus yang paling ampuh adalah memperkuat kapasitas spiritual, karena hakekatnya manusia adalah makhluk spiritual, oleh karenanya naluri manusia nantinya akan kembali ke hal yang sifatnya spritual juga,.
  
Penuhi apa yang kalian butuhkan saat ini tentunya harus dengan bekal yang cukup untuk ukuran keinginamu dan jangan memandang orang yang hebat itu dari sosok dia sekarang tetapi pelajari proses demi proses hingga dia bisa menjadi sekarang.
Dan pada akhirnya kita harus berterima kasih kepada orang-orang yang tidak baik kepada kita ( dalam tanda kutip ) orang yang pernah menyakiti kita,menghianati kita, musuh-musuh kita, pesaing kita, atau orang yang pernah menolak cinta kita?hehe.. Karena berbagai benturan dan problematika yang ada itu kita menjadi diri kita sekarang.
Perjalanan masih panjang sahabat. Semangat !!!

Comments

  1. hidup itu sebuah kendaraan yang sedang berjalan menuju sebuah ujubg jalan,,,,,,
    di jalan kita akan menemukan sebuah rintangan yang akan menerjang kita dengan segala ujiannya

    sikapi hidup dan pahami setiap jalan yang kita lewati agar kita tidak tersesat atau keasasar jika kita kembali melewati tempat itu dengan tidak sengaja,,,,,,,,,
    jangan sampai kita jatuh dalam lubang kesalahan yang sama... kontrol tingkat emosi, kesadaran, dan pemikiran seperti apa yang soadara penulis katakan padaku,,,,, hehehehehe

    like this to your blog semoga menjedi inspirasi bagi setiap pembeca termasuk saia pakkkkkk

    ReplyDelete
  2. Amin dan anda pun telah menginspirasi saya mas bayu..

    ReplyDelete
  3. boleh minta kontakmu mas?
    aku mau ngobrol dan belajar lebih banyak.
    auliakbar27@gmail.com

    PS: Saya cowo hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Majalah Banyumasan Ancas

Majalah ANCAS adalah majalah bulanan. ANCAS merupakan majalah pertama di wilayah Banyumas yang menggunakan bahasa Jawa Banyumasan. Terbitnya majalah ANCAS dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pendiri ANCAS atas fenomena semakin hilangnya bahasa Banyumasan sebagai ciri khas budaya Banyumas yang cablaka, terutama dikalangan anak-anak muda Banyumas. Berdirinya majalah ANCAS tak lepas dari peran “orang-orang” Yayasan Sendang Mas. Organisasi ini pernah membidani transformasi Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Banyumas menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3. Setelah mengawal sekolah ini hingga berstatus negeri, salah satu anggota, Ahmad Tohari ngotot mempertahankan lembaga tersebut. Dia mengusulkan untuk menerbitkan sebuah media guna membantu pemerintah melestarikan bahasa dan sastra daerah. Atas prakarsa orang-orang tersebut, mereka kemudian melakukan musyawarah untuk merintis penerbitan media cetak dengan menggunakan bahasa Banyumasan dalam format majalah yang terbit

Sejarah Desa Gerduren

Sejarah desa Gerduren tidak bisa dilepaskan dengan sejarah lengger di desa tersebut, pada zaman dahulu kira-kira tahun 1813 daerah Gerduren digunakan sebagai tempat penggembala kerbau dari hulu sampai hilir sepanjang luas daerah tersebut, dahulu daerah tersebut dialiri oleh Sungai Tajum. Karena daerahnya sangat subur dekat dengan aliran sungai, maka penguasa Pasir Luhur pada saat itu, R. Tumenggung Tejakusuma memanfaatkan daerah tersebut untuk menggembala kerbau dan mengembangbiakannya, yang bertugas merawat dan mengawasi di daerah tersebut bernama Mbah kasut, orang asli dari Pasir Luhur. Pada awalnya Mbah Kasut di daerah tersebut hidup sebatang kara karena merasa kesepian namun tugas itu tidak mungkin untuk ditinggalkan sebagai bentuk pengabdian kepada penguasa setempat, maka beliaupun memanggil istri dan saudara-saudaranya untuk tinggal di daerah tersebut, orang pertama yang menginjakan kaki di desa tersebut menurut cerita yang berkembang di masyarakat adalah Mbah Kasut. Aktiv

Bila Tiba Waktu Berpisah

Di bawah naungan langit biru dengan segala hiasannya yang indah tiada tara Di atas hamparan bumi dengan segala lukisannya yang panjang terbentang Masih kudapatkan dan kurasakan Curahan  rahmat dan berbagai ni'mat Yang kerap Kau berikan Tapi bila tiba waktu berpisah Pantaskah kumemohon diri Tanpa setetes syukur di samudera rahmat-Mu Di siang hari kulangkahkan kaki bersama ayunan langkah sahabatku Di malah hari kupejamkan mata bersama orang-orang yang kucintai Masih kudapatkan dan kurasakan Keramaian suasana dan ketenangan jiwa Tapi bila tiba waktu berpisah Akankah kupergi seorang diri Tanpa bayang-bayang mereka yang akan menemani Ketika kulalui jalan-jalan yang berdebu yang selalu mengotori tubuhku Ketika kuisi masa-masa yang ada dengan segala sesuatu yang tiada arti Masih bisa kumenghibur diri Tubuhku kan bersih dan  esok kan lebih baik Tanpa sebersit keraguan Tapi bila tiba waktu berpisah Masih adakah kesempatan bagiku Tuk membersih