Skip to main content

Jangan Menghindari Hujan

Orang-orang memang aneh
Mereka katanya merindukan hujan
Namun setelah hujan turun malah mereka caci

Gara-gara hujan nih pakaianku jadi basah
Gara-gara hujan nih aku jadi terlambat ke kampus
Gara-gara hujan nih aku jadi malas ke luar

Berarti mereka tidak benar-benar mencintainya
Hanya mulutnya saja, tindakanya tidak
Nyatanya mereka menyesali hujan yang tak kunjung reda

Manusia memang banyak yang seperti itu
Manusia memang sudah terlatih untuk berpura-pura
Manusia memang pintar untuk berkeliat
Bukankah hujan barangkali jawaban yang selama ini mereka rindukan

Belajarlah dari hujan
Dia akan tetap datang baik diminta maupun tidak
Dia akan tetap datang tak peduli disukai maupun tidak
Dia akan tetap menyirami hati-hati manusia yang gersang

Sudahlah tidak usah pikirkan orang yang tidak menyukaimu
Waktu dan pikiranmu sudah cukup dibuang dengan sia-sia
Bukankah lebih baik jika kita curahkan perhatian kepada orang-orang ini

Kepada orang-orang yang mencintaimu
Kepada orang-orang yang merindukanmu
Dan kepada orang-orang yang menunggumu.

Hari ini aku akan menjadi hujan
Biar aku jatuh di hatimu 
Dan kau tak bisa menghindarinya.

11 Mei 2017






Comments

Popular posts from this blog

Majalah Banyumasan Ancas

Majalah ANCAS adalah majalah bulanan. ANCAS merupakan majalah pertama di wilayah Banyumas yang menggunakan bahasa Jawa Banyumasan. Terbitnya majalah ANCAS dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pendiri ANCAS atas fenomena semakin hilangnya bahasa Banyumasan sebagai ciri khas budaya Banyumas yang cablaka, terutama dikalangan anak-anak muda Banyumas. Berdirinya majalah ANCAS tak lepas dari peran “orang-orang” Yayasan Sendang Mas. Organisasi ini pernah membidani transformasi Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Banyumas menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3. Setelah mengawal sekolah ini hingga berstatus negeri, salah satu anggota, Ahmad Tohari ngotot mempertahankan lembaga tersebut. Dia mengusulkan untuk menerbitkan sebuah media guna membantu pemerintah melestarikan bahasa dan sastra daerah. Atas prakarsa orang-orang tersebut, mereka kemudian melakukan musyawarah untuk merintis penerbitan media cetak dengan menggunakan bahasa Banyumasan dalam format majalah yang terbit...

Sejarah Desa Gerduren

Sejarah desa Gerduren tidak bisa dilepaskan dengan sejarah lengger di desa tersebut, pada zaman dahulu kira-kira tahun 1813 daerah Gerduren digunakan sebagai tempat penggembala kerbau dari hulu sampai hilir sepanjang luas daerah tersebut, dahulu daerah tersebut dialiri oleh Sungai Tajum. Karena daerahnya sangat subur dekat dengan aliran sungai, maka penguasa Pasir Luhur pada saat itu, R. Tumenggung Tejakusuma memanfaatkan daerah tersebut untuk menggembala kerbau dan mengembangbiakannya, yang bertugas merawat dan mengawasi di daerah tersebut bernama Mbah kasut, orang asli dari Pasir Luhur. Pada awalnya Mbah Kasut di daerah tersebut hidup sebatang kara karena merasa kesepian namun tugas itu tidak mungkin untuk ditinggalkan sebagai bentuk pengabdian kepada penguasa setempat, maka beliaupun memanggil istri dan saudara-saudaranya untuk tinggal di daerah tersebut, orang pertama yang menginjakan kaki di desa tersebut menurut cerita yang berkembang di masyarakat adalah Mbah Kasut. Aktiv...

Sejarah Lengger Desa Gerduren

            Kemarin kita telah membahas sejarah sigkat desa Gerduren, seperti yang sudah dibicarakan sejak awal desa Gerduren tidak mungkin bisa dilepaskan dengan keberadaan Lengger di kawasan Banyumas dan sekitarnya. Oleh karena itu inilah sedikit informasi mengenai sejarah keberadaan kesenian Lengger di desa Gerduren kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Sekitar tahun 1820  mulailah perkembangan kesenian lengger di desa Gerduren. Awal pertama mengenai keberadaan lengger terdapat di dusun Lor (utara) bernama Garut sekarang masuk wilayah Kadus I, dimana pada saat itu para pemuda dusun tersebut sering mengadakan permainan dengan teman-teman sebayanya seperti gandon, slobor, jim-jiman (permainan tradisional). Ketika suasana sudah riuh ramai oleh permainan itu para pemuda bersama-sama menari-nari dibawah indahnya bulan purnama, tari-tarian ini yang nantinya akan menjadi cikal bakal terciptanya tarian lengger. Hingga pada suatu masa  desa Ger...